Refleksi atas Waktu dan Kehidupan dalam Pameran T(EMP)S Sania Gilang Hati di Paris

Catatan Sita S. Phulpin – France

Berbagai gelaran kegiatan seni budaya menyemarakkan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Prancis.

Salah satunya adalah pameran lukisan Sania Gilang Hati di Pusat Kegiatan Seni & Olahraga “Maurice Ravel”, yang berada di kawasan distrik 12, Paris. Lulusan jurusan Seni Rupa ITB ini menampilkan sejumlah karyanya dalam pameran bertajuk T(EMP)S, atau Waktu.

Sita dan Sania

Pameran diawali dengan pemutaran film dokumenter yang menayangkan keindahan Indonesia sekaligus mengulik kesadaran kita terhadap lingkungan hidup. Tari Lengger oleh tim Asosiasi Khatulistiwa, pimpinan Ary Drean, juga menyemarakkan pembukaan.

Tari Lengger- Asosiasi Khatulistiwa. Foto: Dian Triana Maestracci

Bapak Muhammad Oemar, Duta Besar RI, bersama Walikota Distrik 12 Paris, dan Direktur “Maurice Ravel”, dalam pidato pembukaan sepakat bahwa seni merupakan jembatan antarbangsa. Berbagai perbedaan antarbangsa menjadi luruh saat seni berbicara. Ya, seni adalah bahasa yang universal. Berbagai persoalan pelik pun bisa diungkap secara indah tanpa menimbulkan keonaran.

Melalui pamerannya kali ini, wanita cantik yang kini bermukim di Lille mengajak kita merenungi temporaritas dalam hidup. “Waktu” adalah trilogi: kemarin, hari ini, dan esok. Kemarin melahirkan hari ini, dan hari ini melahirkan esok. Apa yang kita lakukan, yang kita pikirkan, dan kebisuan kita akan meninggalkan jejak yang berdampak pada masa depan dunia.

Bukan tanpa makna jika pada judul pamerannya Sania secara sengaja menuliskan huruf e, m, dan p dalam kata temps dalam tanda kurung. Ada dua makna mendalam yang ingin disampaikan Sania, wanita kelahiran Jakarta ini.

Kata waktu itu sendiri merujuk pada hal yang bergulir, yang bertransformasi, yang meninggalkan jejak… atau mungkin saja tidak meninggalkan jejak.

Sedangkan kata (emp) mengungkap makna:

  • empathie (empati)
  • empreinte (tanda jejak)
  • emploi (penggunaan)
  • emportement (kemarahan)
  • émotion (emosi)
  • éphémère (temporer)

Pameran ini mempertanyakan keringkihan masa kini, memori akan gerak, dan kehadiran mereka yang tak hadir. Pameran ini menunjukkan sebuah refleksi yang lebih luas mengenai yang hidup dan yang hilang, yang menyentuh namun tak harus berlangsung lama.

Éphémère atau temporer adalah kuncinya — pusat dari perjalanan seni Sania.

Kata yang menggambarkan ketakabadian, keringkihan — masa kecantikan, sebuah sensasi, sebuah kenangan. Aspek kehidupan yang tak bisa kita genggam, yang tak bisa kita ciptakan kembali secara sama persis, namun meninggalkan jejak emosi yang mendalam.

Pameran ini diharapkan bisa menangkap intensitas saat yang hadir di hadapan kita, sebelum kemudian lenyap.

Dengan begitu, tiap karya menjadi sebuah fragmen kehidupan, dentuman yang tertahan, jejak tipis suatu waktu yang dialami.

Lukisan-lukisan Sania yang dipajang banyak menampilkan isu-isu lingkungan hidup. Sania memang seniwati yang sangat peduli dengan persoalan lingkungan hidup, selain perempuan, cinta, masyarakat, dan harapan.

Pameran Lukisan

T(EMP)S
Karya Sania Gilang Hati
15 September – 18 Oktober 2025
Centre d’animation (CA) “Maurice Ravel”, Paris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *