Mobil Pintar Dari Sampah Plastik Karya Anak Indonesia

Tiga mahasiswa Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, berhasil memenangi festival tahunan Shell Make the Future Live di London, Inggris, 5-8 Juli 2018. Ketiga mahasiswa itu adalah Herman Amrullah, Sholahuddin Alayyubi, dan Thya Laurencia Benedita Araujo yang mengusung karya “Smart Car Microalgae Cultivation Support (MCS)”.

Tim Smart Car MCS dari UGM berhasil mengalahkan 4 tim finalis lainnya yang berasal dari 4 negara berbeda yaitu tim mahasiswa dari American University of Sharjah (Uni Emirat Arab), University of Texas (Amerika Serikat), University of Bordeaux (Perancis) dan University of Melbourne (Australia).

Shell Ideas360 adalah sebuah ajang kompetisi yang menantang para mahasiswa seluruh dunia untuk mengembangkan beragam ide dan gagasan dalam menghadapi tantangan global di sektor energi, pangan dan air. Kompetisi yang telah dimulai sejak tahun 2013 ini menjadi bagian dari festival inovasi Shell Make the Future. 

Keberhasilan Tim Smart Car MCS, ternyata tak hanya sukses merebut hati para juri melalui gagasan Smart Car Microalgae Cultivation Support, namun juga berhasil mendapatkan dukungan terbanyak dalam jajak pendapat dan menjadi gagasan terfavorit pilihan publik atau Audience Choice.

Gagasan mobil pintar tim Smart Car MCS dinilai sebagai sebuah ide yang paling inovatif dalam membantu dunia di masa depan. Suara yang didapat dalam jajak pendapat ini menyumbang 20 persen skor/nilai dalam penentuan pemenang hadiah utama musim ini.

Darwin Silalahi, President Director & Country Chairman PT Shell  rasa bangga serta bahagia atas perjuangan dan pencapaian TimSmart Car MCSdari Universitas Gadjah Mada. “Selamat kepada tim mahasiswa Smart Car MCS atas keberhasilan yang luar biasa menjadi juara kompetisi Shell Ideas360,” kata Darwin Silalahi, President Director & Country Chairman PT Shell Indonesia.  “Kami memberikan apresiasi tinggi atas kreativitas dan kerja keras tim dalam menemukan gagasan revolusioner yang bermanfaat untuk masyarakat dunia di masa depan.”

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Jenna Jambeck, yang telah dipublikasikan pada Jurnal Science (www.sciencemag.org) pada Februari 2015, penduduk Indonesia yang tinggal di sekitar 50 kilometer dari garis pantai menghasilkan 5,4 juta ton sampah plastik.

Angka ini menempatkan Indonesia sebagai penghasil sampah plastik nomor dua terbesar di dunia. Keprihatinan terhadap kondisi ini dan melihat tren konsumsi energi yang terus meningkat sementara ketersediaan bahan bakar fosil semakin menipis telah melahirkan ide tim Smart Car MCS dari Universitas Gadjah Mada untuk dapat mengkonversikan limbah plastik menjadi energi alternatif baru yang rendah emisi. Ide tersebut diwujudkan menjadi gagasan berjudul Smart Car Microalgae Cultivation Support, yaitu ide mobil pintar yang menggunakan limbah plastik sebagai sumber energi alternatif.

“Gagasan ini lahir dari kepedulian kami melihat lingkungan di sekitar kami. Berbagai uji coba, diskusi panjang dengan tim dan para dosen kami lakukan untuk melahirkan gagasan yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan  masa depan dunia,” ujar Herman.

Smart Car MCS didesain dengan reaktor pirolisis yang dapat menampung sebanyak 2 kg sampah plastik. Proses pirolisis plastik adalah proses degradasi  plastik menggunakan panas suhu tinggi tanpa adanya oksigen. Sumber panas datang dari gas buang knalpot mobil yang suhunya dapat mencapai diatas 400ºC.

Mobil ini juga dilengkapi dengan teknologi Microalgae Cultivation Support (MCS) yang digunakan untuk mengurangi jumlah CO2 gas buang pada kendaraan. Pengembangan Smart Car ini tidak hanya dapat memproduksi bahan bakar dan biofuel namun juga mengurangi persoalan sampah dan menciptakan lingkungan yang lebih baik.

Darwin Silalahi mengaku Shell bangga dapat berperan dalam upaya mencari solusi atas tantangan energi, air, dan pangan di masa depan, dan Shell juga harus mampu memberikan inspirasi kepada generasi masa depan yaitu para inovator, ilmuwan, pemimpin pemikiran, dan wirausahawan muda.

Shell Ideas360 merupakan gagasan revolusioner dari generasi muda yang pada tahun 2013 digelar Shell untuk pertama kalinya.

Menurut panitia penyelenggara tujuan utama ajang Shell Ideas360 adalah untuk mengembangkan inovasi dalam menghadapi tantangan global di sektor energi, pangan dan air. Selain untuk meningkatkan kesadaran manusia tentang dampak pertumbuhan penduduk, perubahan iklim serta peningkatan konsumsi sumber daya terhadap pasokan energi, pangan dan air.

Ajang kompetisi Shell Ideas360 ditujukan bagi mahasiswa di seluruh dunia berusia diatas 18 tahun, yakni mereka harus melewati penjurian dalam beberapa tahapan mulai pendaftaran memasukkan ide awal kemudian dievaluasi dan tim yang terpilih akan lolos ke tahap 2. Pada tahap 2, tim-tim akan mengembangkan ide-ide mereka bersama dengan para mentor dan ahli bidang studi. Pada tahap 3, lima finalis yang terpilih menjabarkan idea-ide mereka di hadapan panel juri terdiri dari para ahli di bidang Energi, Pangan dan Air.

Tahun ini, ajang kompetisi Shell Ideas360 memasuki edisi kelima diikuti lebih dari 17.000 mahasiswa berasal dari 140 negara dengan 3.363 ide yang masuk Tahap Final Shell Ideas360.

Kegiatan ini diadakan bersamaan dengan pagelaran festival ide & inovasi tahunan Make the Future Live yang diadakan tanggal 5-8 Juli 2018.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *