Jamu, Sandwich Rendang, Mie Gomak Dan Baju Dari Daun Jengkol Di Promosikan Di Paris.

Nah ini yang membuat pengunjung banyak datang karena penasaran. Jamu, atau di Perancis kita menyebutnya dengan tysane. Minuman dari herbal yang sudah akrab bagi konsumen di Perancis yang semakin menyukai minuman herbal, bahkan menjadi trend bagian dari kehidupan mereka sehari-hari.

Suwe Ora jamu, sudah terbiasa mempromosikan produknya diberbagai acara internasional. Pada kesempatan, sejumlah minuman jamu yang ditawarkan berbentuk sashet, laris manis dibeli oleh pengunjung.

Nadine seorang ahli kuliner, menyatakan jamu yang ia minum sangat berbeda dari yang ia kenal. Lebih harum dan rasanya sangat enak, membuat badan langsung terasa segar!

Satu lagi yang unik adalah dijualnya sandwich tapi berisi rendang! Chef William Wongso, menyatakan keinginannya untuk memadu antara praktisnya  sandwich orang perancis dan makanan tradisional indonesia. Daging cincang yang dibumbui rendang ini, dibuat tidak terlalu pedas, sehingga cocok bagi lidah orang perancis.

Makanan lain yang juga ikut ditawarkan adalah hasil dari olahan Koki Ragil. Kedua kalinya dirinya berada di Paris untuk mempromosikan racikannya, selalu membuat yang datang menyatakan “Hemm c’est très bon atau c’est succulent!” (enak dan lezat). Chef Ragil menawarkan makanan yang bisa dibeli oleh para pengunjung. Dengan harga mulai dari 5 euros, kesempatan ini tak dilewatkan oleh para pengunjung. Mie gomak salah satu yang paling diincar!

Meskipun nama acaranya adalah Village International Gastronomie, lebih ke arah kuliner, namun produk kerajinan dan seni budaya juga ditampilkan. Salah satu yang merupakan karya kerajinan yang patut dibanggakan adalah, tenun ikat alami dari Humbang Shibori. Tenun ikat ini merupakan tenun yang ramah lingkungan. Mengapa? Karena pada awalnya kerajinan bisa ada, untuk membuat masyarakat setempat mendapatkan pelatihan. Berlanjut dengan ide, untuk membuat tenun ikat tapi dari tumbuhan yang dianggap tidak terpakai, bahkan dianggap menganggu orang.

Seperti alang-alang atau daun jengkol! Tumbuhan ini berhasil memberikan warna warni indah bagi kain. Kain yang dimotif dan diwarnai dengan teknik ikat celup dengan menggunakan pewarna alam yang berasal dari berbagai tanaman liar dan tak terpakai yang terdapat di Humbang hasundutan, kawasan Toba, Sumatera Utara.

Dan setiap kain tenun selalu diupaya untuk dikaryakan menjadi sebuah produk, tidak ada satupun yang tersisa atau terbuang. Dari mulai tempat kartu nama, dompet, tas, sepatu hingga baju karya perancang indonesia.

Dumasi MM Samosir sebagai Direktur, mengatakan, Humbang Shibori menjelma menjadi produk eco fashion, tenun ikat ramah lingkungan, karena para perajin menggunakan bahan pewarna organik yang limbahnya dapat di daur ulang.

Village International Gastronomie adalah ajang bergengsi dimana para kuliner dari berbagai negara mempromosikan kuliner dan seni budaya mereka. Di acara ini, sejumlah Chef Berbintang, para pejabat negara turut hadir. Promosi Indonesia ini bisa berjalan berkat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan juga kerjasama dengan Wonderful Indonesia.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *