Presiden Macron Perintahkan Tutup Instansi Pendidikan di Prancis Cegah Penyebaran Covid-19

Menghadapi penyebaran epidemi virus korona di Prancis, Presiden Republik mengumumkan penutupan pada hari Senin 16 Maret 2020 untuk tempat penitipan anak, seluruh tingkatan sekolah, perguruan tinggi dan universitas hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Dengan hampir 2.876 kasus kontaminasi virus corona dan 61 kematian (13 lebih banyak dari hari sebelumnya) di Perancis, percepatan penyebarannya di seluruh dunia, negara ini mempersiapkan Kamis ini untuk “skenario Italia”, yang menyebabkan Kepala Negara untuk mengatasi Prancis.

Macron menyatakan bahwa situasi ini baru permulaan. Karena itu Presiden Macron meminta kepada masyarakat di Prancis untuk mengurangi keluar rumah untuk hal yang tidak terlalu mendesak, agar perusahaan-perusahaan mengijinkan karyawannya untuk bekerja jarak jauh (di rumah) menjaga jarak antara setiap orang 1 meter dan menjaga kebersihan dan kesehatan serta disarankan untuk tetap tenang dan tidak panik dengan diam secara tenang di rumah. Untuk transportasi umum Macron juga menyatakan untuk berhati-hati dan mengingatkan jika masalah higienis di transport publik juga merupakan tanggung jawab bersama.

Meskipun seluruh instansi pendidikan ditutup mulai senin 16 Maret 2020 tapi pemilihan walikota tetap akan dilaksanakan sesuai jadwal 15 dan 22 Maret 2020.

Mengenai wabah COVID-19 di Prancis Dubes KBRI Paris Arrmanatha Nasir kepada Surat Dunia menyatakan

“KBRI sangat prihatin dengan cepat menyebarnya virus COVID 19 di Prancis. Sejak pertama kali terjadinya kasus tersebut di Prancis akhir January 2020, KBRI terus mengikuti perkembangannya dan secara aktif terus memberi info serta menghimbau WNI di Prancis untuk hati hati, menjaga diri dan mengikuti arahan otoritas kesehatan setempat.” Dubes KBRI Paris menambahkan;

“Dengan semakin cepat penyebaran virus tersebut, KBRI juga telah mengambil beberapa langkah. Saat ini semua staf dan tamu yang masuk ke gedung KBRI di cek temperaturnya dan diberikan hand sanitizer sebelum masuk.”

KBRI Paris juga sudah menjalankan beberapa langkah, seperti khusus bagi pengunjung, diminta untuk mengisi formulir mengenai data contact detail dan apakah pernah dalam 14 hari terakhir berada di lokasi yang diketahui banyak penyebaran COVID19 baik di Prancis maupun luar Prancis. Tujuannya sebagai antisipasi untuk dapat dihubungi jika terjadi kasus di KBRI.

KBRI menunda untuk sementara kegiatan besar di gedung KBRI. Namun KBRI tetap buka dan bekerja seperti biasa. Hanya staf yang memang kurang sehat dianjurkan untuk bekerja dari rumah dan semua staf diingatkan untuk lebih rajin mencuci tangan dan menggunakan hand sanitizer yang telah disediakan diberbagai tempat di KBRI.

Warga Indonesia di Prancis juga diliputi rasa cemas sejak Corona virus masuk ke Prancis. Namun meskipun merasa khawatir mereka mencoba untuk tetap tenang.

Berbagai pengalaman banyak dilalui oleh orang Indonesia sejak Covid-19 mewabah. Salah satunya karena wajah Asia mereka, atau karena hal lainnya.

Berikut video kesaksian dan hasil wawancara Surat Dunia kepada para perantauan Indonesia di Prancis.

Wni di Prancis menanggapi Covid-19

Pemerintah Prancis menyatakan mereka yang berusia di atas 70 dan yang paling rentan harus mencoba untuk tinggal di rumah. Bahkan saran untuk tidak menemui orang tua yang sudah rentan atau nenek kakek saat ini tidak disarankan terlebih dahulu.

Penutupan perbatasan Prancis saat ini belum dirasakan perlu namun tidak menutup kemungkinan untuk kedepannya jika penyebaran corona virus terus berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *