‘Tedak Siten’ tradisi warisan leluhur tanah Jawa Pukau Komunitas ASEAN di India

Upacara adat turun tanah bagi bayi yang dikenal dengan istilah “Tedak Siten” untuk diperkenalkan kepada masyarakat bukan sekedar kegiatan promosi namun juga merupakan media edukasi, bahwa Tedak Siten adalah budaya warisan tanah Jawa yang mengandung makna dan filsafat hidup yang sangat dalam.

New Delhi: Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Indonesia yang menjadi host kegiatan ASEAN Ladies Circle (ALC) New Delhi pamerkan tradisi warisan leluhur masyarakat Jawa “Tedak Siten” kepada komunitas ASEAN yang berada di wilayah New Delhi, India pada Kamis (12/03/2020) bertempat di Aula Hasanuddin, KBRI New Delhi.

Indonesia punya ribuan pulau yang terbentang dari Sabang hingga ke ujung Merauke memiliki ratusan suku dan beragam budaya. Karenanya Indonesia dijuluki sebagai negeri “sepotong surga”. Melalui upaya diplomasi budaya, kekayaan tradisi leluhur masyarakat Indonesia sudah seharusnya dipromosikan secara aktif kepada masyarakat internasional sebagai bagian dari soft power diplomasi Indonesia guna memperkuat people-to-people contact dan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara berkunjung ke Indonesia.

Dengan semangat tersebut, Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI New Delhi menggelar upacara adat turun tanah bagi bayi yang dikenal dengan istilah “Tedak Siten” untuk diperkenalkan kepada masyarakat asing, khususnya kepada komunitas ASEAN di New Delhi. Bukan sekedar kegiatan promosi, acara ini juga merupakan media edukasi, bahwa Tedak Siten adalah budaya warisan tanah Jawa yang mengandung makna dan filsafat hidup yang sangat dalam.

Sebagaimana yang diketahui, ‘Tedak Siten’ dikenal sebagai upacara turun tanah untuk bayi yang berumur sekitar tujuh atau delepan bulan. Secara harfiah ‘Tedak’ berarti turun dan ‘Siten’ diambil dari kata “Siti” yang bermakna tanah. Tedak Siten adalah tradisi yang menyimbolkan kesiapan anak untuk mulai belajar berdiri, berjalan dan tumbuh menjadi dewasa sebagai anak yang mandiri.    

Ibu Dewi Ratna Suryodipuro, selaku ketua DWP KBRI New Delhi, mengungkapkan “kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan upacara ‘Tingkeban’ yang sebelumnya diadakan pada Januari 2019 tahun lalu. Harapannya kita semua yang hadir bisa mengambil hikmah dan nilai-nilai yang terkandung dari setiap rangkaian tradisi masyarakat Jawa dalam merawat dan menjaga anak sekaligus sebagai manifestasi rasa syukur kepada Tuhan”.

Untuk menghadirkan suasana dan nuansa asli Tedak Siten, ruang Hasanuddin KBRI New Delhi dihias sedemikian rupa dengan berbagai ornamen dan perlengkapan upacara seperti tangga hingga kurungan bambu (seperti kurungan ayam) yang telah dihiasi bunga-bunga dan hiasan lainnya.

Kegiatan Tedak Siten dihadiri oleh para spouse Duta Besar perwakilan negara-negara ASEAN.

Sumber KBRI New Delhi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *