Tantangan Hadapi Pandemi Covid-19 di Nigeria

Dubes RI untuk Nigeria dan 13 negara rangkapan, Dr. H. Usra Hendra Harahap M.Si, menjelaskan bahwa penanganan pandemi COVID-19 di Nigeria dan negara-negara rangkapan menghadapi tantangan nyata karena secara umum pelayanan publik kurang memuaskan. “Tantangan dalam penanganan pandemi COVID-19 adalah pelayanan publik yang kurang memuaskan, seperti antara lain fasilitas kesehatan yang kurang memadai sehingga kepercayaan publik terhadap tenaga medis juga berkurang. Ditambah lagi dengan aliran listrik yang sering padam (lebih kurang 15 kali dalam sehari) serta koneksi jaringan telpon/internet yang tidak stabil,” tegas Dubes Usra.

Dubes RI lebih mengungkapkan hal ini dalam sharing session melalui aplikasi zoom bertajuk Penanganan Pandemi COVID-19 bersama Para Duta Besar Indonesia di Jepang, Singapura dan Nigeria, yang diselenggarakan oleh Satgas Penanganan COVID-19 Bidang Perubahan Perilaku, Jumat, 22/1/2021.

Dubes RI juga menyatakan bahwa dalam menyikapi pandemi COVID-19, masyarakat Nigeria terbagi dua, kalangan elit atau menengah ke atas, dan kalangan menengah ke bawah. Bagi kalangan pertama, COVID-19 adalah nyata dan mereka mematuhi seluruh protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah berdasarkan guidelines dari WHO. Namun, bagi kelompok kedua, pandemi COVID-19 ini adalah sebuah skenario demi kepentingan tertentu, sehingga mereka sangat abai dan tidak mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. Ketidakpatuhan masyarakat kelas menengah ke bawah dapat dilihat di pasar-pasar tradisional yang tidak mengidahkan protokol kesehatan, seperti penggunaan masker dan social distancing. “Saya yang menggunakan masker saat berada di pasar, malah dipandang aneh dan dianggap sebagai pembawa virus,” seloroh Dubes RI.

“Karena tantangan inilah, maka KBRI Abuja telah menerapkan protokol kesehatan yang ketat di lingkungan KBRI, seperti penggunaan masker setiap saat di lingkungan kantor, mencuci tangan secara rutin dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, social distancing, melarang jabat tangan, memberikan immune booster kepada seluruh staf, melakukan tes PCR/Swab masal kepada seluruh staf, serta melakukan penyemprotan disinfektan di kantor dan wisma duta,” tegas Dubes RI.

Selain itu, terkait dengan staf KBRI yang terkonfirmasi positif COVID-19, KBRI mengeluarkan kebijakan, yaitu bagi yang mengalami gejala sedang dan berat, maka akan segera dirujuk ke rumah sakit untuk diambil tindakan medis, sedangkan bagi yang mengalami gejala ringan atau tanpa gejala, maka diwajibkan untuk melakukan isolasi/karantina mandiri. Dalam hal ini KBRI akan memberikan dukungan obat-obatan, vitamin dan logistik makanan.

Bagi WNI yang tinggal di Nigeria dan 13 negara rangkapannya, KBRI telah mengeluarkan imbauan, antara lain agar selalu mematuhi protokol kesehatan dan tidak melakukan kegiatan di tempat umum. Para WNI juga diminta untuk meningkatkan kewaspadaan serta menjaga kebersihan dan kesehatan.

Selain imbauan yang diedarkan melalui portal dan media sosial KBRI lainnya, Dubes RI juga melakukan pertemuan virtual dengan para WNI. Bagi yang terdampak pandemi COVID-19, KBRI telah memberikan bantuan logistik. KBRI juga telah melakukan repatriasi kepada WNI yang sempat terlantar di Nigeria maupun negara rangkapan akibat ditutupnya penerbangan internasional, atau bagi WNI yang terpaksa berhenti bekerja karena perusahaannya tutup dan harus kembali ke tanah air.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *