Mengenal Budaya Indonesia Lewat Rasa: Atelier Kuliner oleh ARI di Prancis

Budaya bukan hanya tentang seni atau bahasa, tapi juga tentang apa yang kita makan dan bagaimana kita menikmatinya. Melalui kegiatan Atelier de Cuisine Indonésienne yang diselenggarakan di Lycée Bernard Chochoy oleh Association Rumah Indonesia (ARI), kehangatan dan kekayaan budaya Indonesia diperkenalkan secara langsung kepada para siswa Prancis melalui masakan tradisional yang menggugah selera.

Kegiatan ini bukan sekadar kelas memasak, tapi juga menjadi ruang pertukaran budaya yang menyentuh emosi dan menciptakan rasa penasaran. Makanan menjadi jembatan yang menyatukan, membangun keterikatan emosional, dan membuka pintu menuju pemahaman yang lebih dalam terhadap budaya Indonesia.

Berikut wawancara Dini Kusmana Massabuau dari Surat Dunia dengan salah satu pengurus ARI, Ahtami E. Nisahpih Benna yang merupakan sekertaris di asosiasi ini.

Surat Dunia (SD): Apa tujuan utama dari diadakannya Atelier de Cuisine Indonésienne di Lycée Bernard Chochoy?

ARI: Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan makanan tradisional Indonesia kepada para siswa, sekaligus menumbuhkan ketertarikan dan rasa penasaran terhadap budaya Indonesia melalui pengalaman memasak.

ARI percaya bahwa makanan punya kekuatan khusus karena rasa dan aroma bisa langsung memicu emosi dan memori seseorang. Dalam ilmu psikologi, indera pengecap (lidah) dan penciuman (hidung) terhubung langsung ke bagian otak yang mengatur emosi dan kenangan, yang disebut sistem limbik. Itu sebabnya, mencicipi makanan baru bisa membangkitkan perasaan senang, nostalgia, atau rasa ingin tahu yang kuat. Dengan kata lain, makanan bisa menjadi jembatan emosional untuk mengenal dan menyukai budaya baru.

SD: Siapa yang menyelenggarakan dan memandu kegiatan atelier kuliner ini?

ARI: Kegiatan ini diselenggarakan oleh Association Rumah Indonesia (ARI) dan dipandu langsung oleh Hetty Nurhayati, Supartini, Priyanti dan Lina yang merupakan anggota diaspora Indonesia yang tinggal di Hauts-de-France. Mereka berbagi pengalaman, resep, dan keceriaan dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan.

SD: Makanan khas Indonesia apa saja yang diajarkan dalam kegiatan ini?

ARI: Para siswa diajarkan cara memasak dua menu utama khas Indonesia, yaitu; nasi goreng dan mie goreng serta dua jenis jajanan pasar tradisional; dadar gulung dan klepon.

Keempat menu ini dipilih karena mudah dibuat, mewakili cita rasa manis dan gurih khas Indonesia, serta mudah disukai oleh berbagai usia.

SD: Bagaimana tanggapan para siswa terhadap kegiatan memasak ini?

ARI: Para siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka sangat aktif terlibat dalam setiap proses memasak, banyak bertanya, menunjukkan rasa ingin ahu yang besar tentang bahan, teknik memasak, dan budaya di balik makanan dan mereka sangat senang karena bisa menikmati hasil masakan mereka sendiri, baik saat dicicipi bersama maupun dibawa pulang ke rumah

Beberapa siswa bahkan menyampaikan ingin mencoba memasaknya kembali di rumah bersama keluarga, menunjukkan bahwa kegiatan ini berdampak lebih jauh dari sekadar pengalaman sekolah.

SD: Apa manfaat dari kegiatan ini bagi para siswa, terutama yang akan melakukan studi ke Indonesia?

ARI: Berkat kegiatan ini para siswa bisa mendapatkan banyak manfaat, terutama bagi siswa yang nantinya akan melanjutkan studi ke Indonesia. Misalnya, mereka bisa mulai mengenal budaya Indonesia dari sesuatu yang menyenangkan dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, yaitu makanan. Membantu menciptakan rasa keterikatan dan kenyamanan awal terhadap budaya asing, yang sangat penting dalam proses adaptasi. Karena adaptasi akan jauh lebih mudah jika dilakukan secara bertahap. Mengenal rasa makanan dan kebiasaan kuliner Indonesia dari awal akan membuat para siswa merasa lebih akrab dan siap saat benar-benar berada di Indonesia.

Kemudian menurut kami rasa penasaran dan excited yang tumbuh sejak dini akan membangun semangat untuk belajar lebih dalam, tidak hanya soal bahasa dan akademik, tapi juga tentang kehidupan sehari-hari, kebiasaan sosial, dan nilai-nilai masyarakat Indonesia.

Dengan kata lain, kegiatan ini adalah langkah kecil namun sangat penting untuk membangun jembatan budaya yang lebih besar dan membuat para siswa merasa lebih siap dan diterima saat mereka berada di negeri tujuan belajar.

SD: Bagaimana suasana selama kegiatan berlangsung?

ARI: Suasana kegiatan sangat hangat, penuh tawa, dan kolaboratif. Para siswa saling membantu satu sama lain dan bekerja dalam tim. Para fasilitator dari diaspora Indonesia memasak sambil membagikan cerita-cerita budaya yang terkait dengan masakan secara sederhana dan mudah dipahami.

Terdapat pula proses tanya jawab yang santai sembari memasak, membuat suasana terasa akrab dan menyenangkan. Kegiatan diakhiri dengan mencicipi makanan bersama, dan para siswa juga membawa pulang hasil masakan mereka dalam kotak makan (box) yang mereka siapkan sendiri.

SD: Mengapa penting mengenalkan budaya Indonesia melalui masakan tradisional?

ARI: Makanan adalah bahasa universal—semua orang makan, dan makanan bisa menjadi cara paling alami dan menyenangkan untuk mengenal budaya lain. Saat seseorang mencoba makanan dari negara lain, mereka secara tidak langsung juga merasakan sejarah, nilai, dan tradisi dari negara tersebut.

Makanan bisa menyampaikan banyak hal mengenai keragaman Indonesia yang luas dari Sabang sampai Merauke tercerminkan dari beragam jenis masakan, bumbu, dan cara penyajian. Melalui makanan, kita bisa membicarakan asal-usul budaya, kebiasaan makan bersama, hingga nilai kebersamaan dalam masyarakat Indonesia.

Dengan kata lain, makanan adalah pintu masuk yang lembut dan menyenangkan ke dunia yang lebih besar—yaitu kebudayaan Indonesia yang kaya dan berwarna.

SD: Apa peran Association Rumah Indonesia (ARI) dalam memperkenalkan budaya Indonesia di luar negeri?

Association Rumah Indonesia (ARI) berperan aktif sebagai jembatan budaya antara Indonesia dan Prancis, khususnya di wilayah Hauts-de-France. Mengusung semangat “Satu Rumah Ragam Budaya,” ARI menghadirkan kekayaan budaya Indonesia sebagai satu kesatuan yang inklusif, di mana keberagaman budaya dari seluruh Nusantara dapat dikenalkan dan dirayakan bersama masyarakat internasional. Upaya yang dilakukan ARI :

  • Memfasilitasi para penggiat budaya Indonesia agar mendapatkan ruang tampil di panggung Internasional.
  • Menyelenggarakan berbagai atelier budaya, seperti kelas tari tradisional, kelas pencak silat, kelas bahasa Indonesia, kelas memasak, dsb
  • Menginisiasi festival dan pameran budaya, termasuk Festival Garuda yang menampilkan kekayaan seni dan tradisi Indonesia—dari kuliner khas, kain dan kerajinan tangan, pertunjukan tari dan musik tradisional, pencak silat, hingga simulasi pernikahan adat dan permainan tradisional.

Selain menyelenggarakan acara sendiri, ARI juga aktif terlibat dalam kegiatan-kegiatan komunitas dan asosiasi di wilayah Hauts-de-France untuk memperkenalkan Indonesia secara konsisten di berbagai forum publik. Melalui seluruh kegiatannya, ARI tidak hanya memperkenalkan budaya Indonesia sebagai warisan yang kaya, tetapi juga membangun hubungan lintas budaya yang kuat dan bermakna antara Indonesia dan Prancis.



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *