WD Salah Satu Seniman Visual Paling Berbakat dari Kancah Seni Kontemporer

Surat Dunia menemukan nama WD atau singkatan Wild Drawing diberbagai media internasional. Siapa sangka seniman yang kini bermukim di Athena, Yunani ini adalah pria asal Bali. Dirinya diakui sebagai salah satu seniman paling berbakat di dunia seni kontemporer.

credit the photos ©Wild Drawing

WD telah berpartisipasi dalam festival dan pameran di Asia, Eropa dan Amerika. Banyak karya-karyanya telah ditampilkan dalam buku-buku tentang Street Art. Latar belakang sosiokultural EastWest-nya yang digabungkan dengan cara unik, membuat gayanya mudah dikenali. Ia fokus pada mural berskala besar yang diwujudkan dengan teknik rol dan cat akrilik.

WD bertahan dan intens berkarya di jalanan adalah karena ia menemukan sebuah kebebasan berekspresi yang unik, selain itu juga tentang fakta bahwa Street Art dapat diakses secara bebas oleh semua orang tanpa batasan sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya. Terlebih lagi melalui karya seninya, ia memiliki kesempatan untuk berbicara tentang masalah besar merebut kembali Ruang Publik. Semua hal tersebut dapat menjadi penyeimbang dari kesementaraan yang merupakan sifat dari seni jalanan itu sendiri. Menurutnya jika ia hanya berpikir untuk membuat karya seni yang tak lekang oleh waktu, tentu ia akan membuat lukisan diatas kanvas saja. Meskipun WD menetap di Athena, Yunani, tapi ia bekerja dan berkarya di berbagai negara di dunia.

Surat Dunia melalui Dini Kusmana Massabuau menghubungi WD melalui pesan elektronik yang disambut dengan cepat dan hangat oleh sang seniman.

Berikut wawancara Dini KM bersama WD.

SD : Bisakah kita memulai dengan menceritakan mengapa anda memilih nama Wild Drawing ? Mengapa tidak memberikan nama asli anda namun lebih ke nama samaran ?

WD : Wild Drawing dalam bahasa Indonesia memiliki arti gambar liar, jadi maksud saya disini adalah gambar-gambar liar yang tumbuh dan menjalar di atas dinding-dinding kota, yang mencoba survive di antara belantara beton ruang-ruang urban. Saya memilih nama Wild Drawing karena sebagian besar karya-karya yang saya buat di ruang publik adalah sebuah bentuk keliaran, baik itu dalam artian harfiah dan juga dari tataran ide dan visualnya.

Di Zaman serba instan seperti saat ini, saya pikir sangat tidak penting siapa nama asli anda. Orang akan lebih tertarik melihat hasil karyamu daripada mencoba mengingat namamu, itulah sebabnya saya berpikir untuk membuat nama samaran yang gampang diingat, maka lahirlah nama Wild Drawing yang akan jauh lebih simpel kalau disingkat menjadi WD.

SD : Anda melihat diri anda sebagai street artist atau artist saja ?

credit the photos ©Wild Drawing

WD : Sebenarnya saya lebih nyaman disebut sebagai visual artist, karena di dalam kenyataanya saya tidak hanya berkarya di jalanan atau di ruang publik. Ditambah juga latar belakang pendidikan seni yang pernah saya tempuh bisa dibilang agak beranekaragam.

Dari tahun 2000 sampai tahun 2006 saya menempuh studi di Institut Seni Indonesia Denpasar jurusan seni rupa murni, setelah itu saya mendapat beasiswa untuk belajar applied art di sebuah collage di Athena. Di sini saya belajar komik, animasi dan desain grafis. Jadi selain sebagai muralist saya juga bekerja sebagai painter, graphic designer dan illustrator.

SD : Apa yang melatarbelakangi seni anda sehingga lebih condong dikenal
sebagai street artist ?

WD : Di masa kecil saya selalu terkesima apabila melihat gambar berukuran besar, seperti baliho film yang di pajang di bioskop-bioskop. Ketika saya belajar di ISI Denpasar saya mulai mencoba melukis dengan skala besar, membuat baliho-baliho protes yang saya pajang di halaman kampus atau baliho untuk acara aktivisme saat itu. Tapi kemudian saya sadar kalau baliho sifatnya mudah rusak, karena itu bersama dengan kawan-kawan kampus yang tergabung dalam Komunitas Pojok berinisiatif untuk melukis mural di tembok-tembok kota, dan ternyata respon masyarakat sangat positif. Dari saat itulah saya lebih banyak mendedikasikan waktuku untuk berkarya di ruang publik.

SD : Anda lahir di Bali, apa yang membuat anda kini bermukim di Athene ?

WD : Seperti yang telah saya sebutkan di atas, saya mendapat beasiswa hasil dari memenangkan sebuah lomba komik yang di gelar oleh salah satu surat kabar ternama di Athena saat itu. Dari beasiswa tersebut saya mendapatkan kesempatan belajar tentang seni terapan selama tiga tahun. Akan tetapi yang membuat saya terkagum-kagum saat awal sampai di Yunani, adalah skena street art di kota Athena yang hidup dan penuh energi, para street artistnya seakan tidak menyisakan sejengkalpun tembok tanpa warna, maka seperti pucuk dicinta ulam pun tiba, saya sangat termotivasi untuk masuk dan ambil bagian di skena street art di kota Athena.

credit the photos ©Wild Drawing

Kala itu saya memulainya dengan membuat stensil dan paste up, tak butuh waktu lama saya mulai kenal dengan seniman-seniman di Athena dan ikut ambil bagian dalam berbagai festival dan project mural. Kemudian memutuskan untuk tinggal lebih lama di kota ini.

SD : Dalam setiap karya anda, apakah selalu ada pesan yang ingin anda
sampaikan ?

credit the photos ©Wild Drawing

WD : Sebagian besar bisa dibilang iya, saya suka menyelipkan pesan-pesan
tersembunyi dengan menjukstaposisikan beberapa objek agar melahirkan
makna baru. Tapi menurut saya, ketika seorang seniman memilih berkarya di ruang publik, secara otomatis hal tersebut dengan sendirinya adalah sebuah pesan, bahwa bagaimana masyarakat semestinya merebut kembali ruang ruang publik yang telah dikuasai oleh kapitalisme, di mana kita selalu disuguhi rayuan untuk menjadi konsumen dari sebuah produk dagang. Secara tidak sadar papan-papan reklame tersebutlah yang telah mengambil alih ruang publik dan menciptakan polusi visual dalam keseharian kita.

SD : Karya anda sudah bertebaran di berbagai negara, ceritakan mengenai hal tersebut, misalnya apakah pihak kota yang meminta anda atau mungkin dari festival dan lainnya…?

credit the photos ©Wild Drawing

WD : Sebagian dari karya-karya tersebut adalah hasil dari project pribadi, sebagian dari permintaan pemerintah kota dan kebanyakan dari festival. Dewasa ini street art telah menjadi sebuah gerakan seni rupa yang masif, bahkan di kota-kota kecil sekalipun di berbagai belahan dunia menggelar festival street art.

Selain bertujuan untuk memperindah sebuah kota seni ini juga dianggap sebagai salah satu seni yang paling dekat dengan masyarakat, pertama karena sangat mudah di akses, kedua tidak ada batasan seperti kelas sosial, usia maupun gender untuk bisa menikmati street art.

SD : Apa yang paling anda sukai saat berkarya dan apa kesulitan yang anda
temui ?

WD : Hal yang paling saya sukai adalah kejutan-kejutan yang saya dapatkan dari setiap tempat yang saya garap, dan itu selalu berbeda di setiap projectnya. Di hampir semua project, saya selalu mencoba berinteraksi dengan ruang di tempat saya bekerja, seperti misalnya bentuk gedung yang unik yang memungkinkan saya untuk mengubahnya menjadi bentuk atau ruang yang baru dengan teknik 3D illusion, atau memanfaatkan elemen-elemen yang berada di permukaan dinding seperti jendela, pintu, beranda ataupun kotak AC menjadi wujud baru yang lebih imajinatif.

Sedangkan kesulitan utama dan sering saya hadapi adalah cuaca, bekerja di luar ruangan tentu saja tidak senyaman melukis di dalam studio. Kepanasan, kehujanan atau kedinginan adalah hal yang sudah pasti, bahkan ketika cuaca ekstrim sekalipun terkadang harus tetap bekerja karena di setiap project ada tuntutan deadlinenya.

SD : Anda dikenal juga sebagai seniman “Trompe-l’oeil” dan meraih penghargaan, bisa anda definisikan perbedaannya bagi anda sebagai seniman ?

credit the photos ©Wild Drawing

WD : Saya pikir hal utama yang dibutuhkan untuk menjadi seniman Trompe-l’oeil adalah skill dan fantasi, bagaimana mengubah sebuah bidang datar (2D) dengan teknik optical illusion menjadikannya ruang tiga dimensi, tentu saja hal ini memerlukan bekal pengetahuan tentang perspektif yang lumayan. Dan hal yang tak kalah penting adalah kecermatan dan ketelitian, karena satu kesalahan garis perspektif saja dapat mengubah semuanya.

SD : Apa yang mendorong anda atau menyemangati anda setiap harinya untuk terus berkarya ?

credit the photos ©Wild Drawing

WD : Hal yang mendorong saya untuk tetap berkarya adalah karena di saat proses selalu ada tantangan baru yang kemudian melahirkan pengalaman dan pengetahuan yang baru. Sejujurnya saya merasa sangat beruntung, karena lewat seni ini saya bisa berbagi ide dan opini dengan masyarakat luas. Sudah barang tentu semangat utama saya peroleh dari keluarga, teman-teman dan orang-orang yang selalu memberikan apresiasi pada karya-karya saya.

SD : Siapa seniman yang banyak mempengaruhi atau idola anda?

WD : Seniman yang banyak menginspirasi saya dalam berkarya adalah M.C. Escher untuk kemungkinan-kemungkinan perihal optical illusion yang diciptakannya. Kemudian Moebius, seniman asal Prancis, yang melahirkan karya-karya imajinatif yang sangat luar biasa.

SD : Bila sedang tidak melukis aktivitas apa yang paling anda sukai ?

WD : Membaca. Saya seorang pencinta buku dan juga penggila komik serta grafik novel. Di saat jenuh melukis, saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam membuka-buka kembali dan membaca ulang buku komik koleksi saya.

SD : Apakah anda membutuhkan musik untuk melukis bila ya? Jenis musik apa yang biasanya menemani anda?

WD :Tentu saja! musik adalah hal sangat penting bagi saya saat berkarya. Kalau bekerja tanpa musik terkadang saya merasakan hidup ini terlalu serius, sebuah kesunyian sering menyeret kita ke arah kontemplasi, dan kontemplasi di saat yang tidak tepat malah dapat berbalik menjadi tekanan dalam diri.

Dengan iringan musik keadaan akan terasa lebih relax, itulah sebabnya saya sangat membutuhkan yang namanya musik, tapi tidak fanatik pada salah satu genre musik. seringkali saya memainkan playlist secara acak agar menimbulkan kejutan-kejutan tak terduga dari berbagai aliran musik yang mengalun, hal ini dapat memberikan mood yang berbeda serta tidak terasa monoton.

credit the photos ©Wild Drawing

SD : Proyek dalam waktu dekat ?

WD : Untuk musim panas tahun ini sudah ada beberapa project mural yang menunggu untuk dikerjakan, kita masih menunggu cuaca agak sedikit menghangat.

SD : Proyek untuk jangka panjang atau mungkin anda punya impian?

WD : Mungkin kedepan saya ingin membuat karya yang bisa menggabungkan beberapa bentuk seni yang berbeda, maksud saya dalam sebuah karya akan terdapat mural, seni patung dan video art yang hasil akhirnya akan menjadi sebuah seni instalasi. saya sudah membuat beberapa sket kasar untuk project tersebut, dan sepertinya butuh waktu panjang dan energi yang besar untuk merealisasikannya.

Semua karya WD bisa anda temukan dan ikuti di link berikut ini :

https://www.instagram.com/wd_wilddrawing/

https://www.facebook.com/WDstreetart

https://www.youtube.com/@wd-wilddrawing3353

2 tanggapan untuk “WD Salah Satu Seniman Visual Paling Berbakat dari Kancah Seni Kontemporer

  • 9 Maret 2023 pada 20 h 07 min
    Permalink

    Luar biasa nggak sangka ada seniman Bali bisa sekeren ini. Ikut bangga 👍

    Balas
  • 9 Maret 2023 pada 20 h 08 min
    Permalink

    Baca ini saya sampai ikut kaget. Bravo WD !!

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *