Untuk Indonesia yang Lebih Baik

Catatan Dian Akbas- Turki

Rabu, 3 September 2025, saya dan teman-teman penulis dari komunitas Indscript me-launching buku antologi dengan judul “Indonesia – Perjuangan dan Inspirasi Anak Negeri” via Zoom. Masing-masing dari kami bercerita tentang apa yang mendorong untuk mengikuti antologi ini.

Ketika giliran saya untuk bercerita, saya hanya bisa bertutur beberapa kalimat saja. Saat bercerita saya jadi sangat melow, sehingga saya tidak dapat melanjutkannya.

Apa sih isi buku ini? Buku ini berisi cerita-cerita nyata baik yang dialami langsung oleh penulisnya maupun yang penulis amati, yang diharapkan dapat memberikan inspirasi pada para pembacanya.

Di buku ini, saya bercerita bahwa semakin lama tinggal di luar negeri, semakin cinta Indonesia. Begitulah adanya. Rasa cinta ini tak akan pernah pudar.

Menurut saya, launching antologi ini di tengah kondisi Indonesia sekarang ini sangatlah relate.

Sekarang rakyat Indonesia sedang bahu membahu memperjuangkan haknya. Di antologi ini pun mempersembahkan cerita-cerita perjuangan dalam menjalani kehidupan yang diharapkan dapat memberikan inspirasi.

Sekarang ini keadaan Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Sempat terjadi demo yang berujung rusuh. Yang saya takutkan adalah peristiwa tahun 98 terulang lagi. Tapi alhamdulillah, para pendemo sudah mengantisipasinya. Namun, meskipun telah diusahakan demo yang damai, tetap saja ada pihak-pihak yang berusaha mengacaukan demo damai ini. Sehingga harus memakan korban jiwa. Turut berduka atas 10 korban yang meninggal dunia.

Saya sebagai Diaspora Indonesia di Turki, senantiasa memantau beritanya melalui sosial media. Sebelum terjadi demo, hingga pasca demo, bisa dilihat semua kejadiannya di sosial media. Namun, kita harus pandai memilih akun mana yang bisa dipercaya. Jangan sampai mengikuti akun buzzer.

Sebagai pengguna sosial media, biasanya ketika membaca berita-berita dari tanah air, saya hanya menjadi silent reader. Tetapi karena setiap hari berita yang muncul adalah statement para pejabat yang membuat rakyat sakit hati, saya mulai menuliskan komentar untuk merilis kekesalan. Statement-statement yang menyakiti hati rakyat itulah yang menjadi salah satu pemicu kemarahan rakyat. Selain tentunya kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat dan kerja DPR yang tidak becus.

Rakyat Indonesia bersatu baik di dunia online dan di dunia nyata. Rakyat Indonesia menggunakan platform sosial media untuk menyampaikan aspirasinya. Sehingga terbentuklah 17+8 tuntutan rakyat.

Saat ini, kami seluruh rakyat Indonesia di mana pun berada sedang menunggu terealisasinya tuntutan rakyat tersebut.

Saya melihat pemerintah pun memakai sosial media untuk berinteraksi dengan rakyatnya. Saya harap pemerintah menggunakan sosial media untuk transparansi segala apa yang sedang dilakukan.

Apakah kami diaspora di Alanya peduli dengan keadaan di Indonesia?

Jika kami ditanya seperti itu, jawabannya YA. Kami diaspora di Alanya tidak berniat untuk kabur dari Indonesia. Tapi takdir membawa kami hidup di sini.

Jadi gimana sih sikap diaspora di Alanya? Untuk mendapatkan jawabannya, saya bikin angket di grup whatsapp yang beranggotakan para diaspora di Alanya.

Kami memang jauh dari tanah air, tapi hati kami selalu di sana.

Berikut adalah harapan yang dituliskan oleh beberapa diaspora di Alanya:

Ayu Dwiyanti, “Semoga kita sebagai warga negara dan netizen yang menyimak informasi terkait kondisi negara terkini mampu menahan diri untuk tidak reaktif, fomo, tidak terburu buru share postingan provokatif yang belum valid kebenarannya. Setidaknya lewat cara paling sederhana ini juga sudah sangat cukup berkontribusi menjaga kestabilan negara di ruang sosial media.”

Desya, “Semoga Indonesia lebih baik kedepannya lebih aman dan kondusif. Semoga para pemimpin negara bisa mendengarkan dan menanggapi positif keluhan dari masyarakat dan membuat kebijakan yang tidak merugikan rakyat kecil.”

Rahima, “Semoga Indonesia bisa keluar dari masalah yang terjadi saat ini dan masyarakat semakin bijak dalam bersikap dan pemerintah bertindak tegas kepada aparat pemerintah yang tidak jujur 🙏”

Bening, “Kita, per individu adalah manusia-manusia yang membentuk kumpulan bangsa Indonesia. Walaupun kita saat ini menjadi bagian dari diaspora, tidak tinggal di Negara Kesatuan Republik Indonesia, kita harus tetap terlibat aktif mengikuti perkembangan iklim politik, ekonomi dan keamanan di NKRI. Terlibat adalah dengan memahami konteks dan perspektif, mengelola paparan berita yang masuk secara bijaksana, check and ricek semua informasi selalu, sehingga mendorong pemahaman kita atas kondisi sosial dan politik. Tidak menutup mata atas opini dan perspektif yang membangun, memahami semua perspektif dengan bijaksana, sehingga tidak mudah terprovokasi. Karena kumpulan kita per individu=bangsa.”

Juwita, “Harapan saya semoga dengan adanya demo besar-besaran para anggota dewan beserta pejabat-pejabat lainnya bisa evaluasi diri mengapa terjadi demo seperti ini, dan indonesia bebas dari para koruptor. Dan untuk pejabat yang akan datang, lebih kompeten lagi dari segi pendidikan dan berkualitas public speaking-nya,”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *