HARIMAU SUMATERA HEWAN BERADAT II (37C)
Ah! Mataku terpejam. Tubuhku masih utuh berbentuk harimau. Aku tak mampu membaca mantra untuk kembali mejadi manusia. Aku pasrah. Aku
Baca SelengkapnyaAh! Mataku terpejam. Tubuhku masih utuh berbentuk harimau. Aku tak mampu membaca mantra untuk kembali mejadi manusia. Aku pasrah. Aku
Baca Selengkapnya“Hiaaaat! Hap!Hap! Hap!” Suaraku gegap gempita mengisi belantara malam ini. Senjata rahasia mbah Suko mampu kutangkap dengan menjepitnya di antara
Baca SelengkapnyaKecepatan angin melebihi kecepatan semula. Aku makin waspada meski belum berhadapan langsung dengan bala tentara jin milik tiga dukun. Dari
Baca SelengkapnyaBerkali-kali aku menepis rasa geli hidungku, beberapa kali ditepis masih juga terasa geli. Ingin membuka mata melihat apa gerangan yang
Baca SelengkapnyaUdara sangat dingin. Aku masih asyik bermimpi ketika nek Kam membangunkan aku. Aku tidak tahu sekarang ini berada di mana.
Baca SelengkapnyaGigitan semut keghengge benar-benar terasa perih. Melihat gerak-gerikku pasukan keghengge mulai maju. Tangan mereka merangkak-rangkak hendak menyambar apa saja dari
Baca SelengkapnyaPagi sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Tapi karena kabut, suasana seperti baru pukul enam. Untuk mengusir rasa dingin aku duduk
Baca SelengkapnyaAngin dingin pebukitan sangat terasa menyisip di sela-sela dinding pondok yang berlubang. Suara tikus yang entah sedang mengerat apa, mengusik
Baca SelengkapnyaAku menyisir tenda yang ditata mirip gedung ini dengan mataku. Sungguh sangat kontras dengan pelaminan dan pakaian adat kedua mempelai.
Baca Selengkapnya“Huuuuuu!!!” aku menguhu, berdiri di atas got yang membelah kebun kakek Haji Yasir. Menguhu adalah cara yang diajarkan kakek guna
Baca Selengkapnya