HARIMAU SUMATERA HEWAN BERADAT VII (103A)
Aku berpegangan erat pada lengan Puyang Bukit Selepah ketika beliau memeluk dan mengelus kepalaku. Tanganku bergetar. Ternyata pengalaman barusan membuat
Baca SelengkapnyaAku berpegangan erat pada lengan Puyang Bukit Selepah ketika beliau memeluk dan mengelus kepalaku. Tanganku bergetar. Ternyata pengalaman barusan membuat
Baca SelengkapnyaUsai sudah mendapatkan jamuan dari tiga bidadari, Aku dan Puyang Syech Zakir kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini kami ditemani oleh
Baca SelengkapnyaTubuhku bergerak ringan seperti kapas ketika Syech Zakir mengibaskan sorbannya yang wangi. Nyaris satu jam lamanya aku disuruh duduk menghadap
Baca SelengkapnyaAku membatin bertanya tentang waktu. Apakah saat ini masih tengah malam seperti di alam nyata, atau sudah berganti hari? Di
Baca SelengkapnyaAku memilih duduk di tengah. Di hadapanku berjajar para sesepuh baik dari bukit Selepah, Marcawang, mau pun Gunung Dempu. Sebagian
Baca SelengkapnyaAku mengangkat tangan tinggi-tinggi lalu mengurung pasukan Dewi Laut Silincing Api dengan kabut dingin. Seketika kabut yang kukumpulkan kutingkatkan dinginnya
Baca SelengkapnyaAku sudah berdiri di antara dua muara, muara kanan dan muara kiri yang dikenal di Seberang Endikat Muara Cawang atau
Baca Selengkapnya“Bismillah…” Aku berbisik dalam hati mulai mengatur posisi untuk duduk persis di tengah pancuran. Bisa kubayangkan air emas ini pun
Baca SelengkapnyaLangit nampak gelap. Bahkan sangat pekat. Hanya satwa malam yang terdengar bernyanyi mengisi hening belantara. Aku baru saja melintas menembus
Baca SelengkapnyaAku terperanjat mendengar ledakan yang maha dasyat itu. Aku belum sempat memperkirakan darimana asal ledakan ketika melihat percikan api menyambar
Baca Selengkapnya