Barang Loak Banyak Digemari di Prancis

Di Perancis, penggemar barang loak ternyata lumayan banyak. Bahkan boleh dibilang semakin meningkat setiap tahunnya. Bisa jadi karena faktor mode atau lebih ke arah kepuasaan pribadi. Yaitu bisa mendapatkan barang merk terkenal dengan harga murah tapi masih dalam kondisi baik.

Gelar barang loak ini bahkan menjadi sebuah tradisi bagi suatu kota. Seminggu sekali biasanya di setiap kota diadakan pasar loak. Misalnya di kota saya Montpellier, setiap hari minggu, digelar pasar loak besar sekali! Lapangan parkir stadiun bola sekelilingnya dipakai guna keperluan pasar barang bekas ini.

Penjualnya dari berbagai kalangan dari mulai penjual barang antik hingga pribadi. Pribadi dalam arti, kalangan umum yang hendak menjual beberapa barang milik mereka dengan alasan, tak ada lagi tempat di tempat tinggal mereka.

Saya sendiri pernah tiga kali ikutan gelar barang loak di pasar tersebut! Barang yang saya jual bersama suami macam-macam, pokoknya segala sesuatu yang sudah kami tak gunakan lagi dan bikin penuh isi rumah! Ehh lumayan hasilnya, padahal tujuannya bukan cari untung, asli ngosongin isi gudang. Biarpun kalau soal untung tak bisa ditakar apakah kami mendapatkan laba atau tidak, yang penting bagi kami saat itu adalah, menjual cepat dengan transaksi memuaskan kepada pembeli.

Gelar tikar yang dimulai dari pukul lima pagi, juga merupakan pengalaman yang unik, karena banyak para pengoleksi atau penjual barang antik, mereka datang dini hari untuk melihat-lihat siapa tahu ketemu barang bekas yang bernilai.

Sering kalangan umum tak engah, kalau barang bekas yang dijualnya berharga. Misalnya sebuah lukisan cetak milik nenek suami, dia membuang dan memberikan kepada kami untuk dijual atau diberikan kepada Emmaus (tempat sumbangan barang). Karena lukisan tersebut sudah jadi satu lama dalam keranjang disatukan dengan barang-barang yang berharga 5 euros, kami jual saja. Seorang pembeli datang padahal belum juga kami terlalu siap, tanpa bertanya dia langsung mengambil kulisan kecil tersebut dan membayarnya. Minggu berikutnya ketika kami kembali ke pasar loak tersebut untuk cuci mata, kami melihat si penjual yang membeli lukisan kecil kami. Barang-barang yang dia tawarkan sifatnya lebih ke barang antik. Dan kami melihat lukisan yang kami jual, tapi harga yang ditawarkan adalah 50 euros. Kecut hati ini, tapi rupanya penjual profesional lebih tahu nilai dari pada kami orang awam.

Nah bicara soal barang bekas tapi bernilai ini, dekat dengan kota saya tinggal Montpellier ada sebuah kota yang terkenal sebagai tempatnya toko-toko barang antik. Nama kotanya yaitu Pezenas. Kota mungil namun ramai turis.

Begitu sampai di kota ini, sepanjang jalan kita disambut oleh toko-toko barang antik. Pemiliknya pun bukan hanya orang pribumi alias Prancis, tapi ada juga yang berasal dari Inggris, Belgia dan juga Asia. Barang yang di tawarkan kadang memang sering membuat orang geleng-geleng kepala, bagaimana tidak? Banyak barang yang sebenarnya milik nenek-kakek kita yang sudah kita buang karena dianggap sudah tua dan tak berfungsi, di sini malah ditawarkan dengan harga lumayan mahal.

Tapi yang menarik bukan karena banyaknya butik barang antik di kota ini, melainkan gelar pasar loak yang berlangsung satu hari penuh dan hanya dua kali dalam setahun. Minggu pertama di bulan Mei dan minggu kedua di bulan oktober. Pasar loak yang digelar sepanjang jalanan di kota ini, didatangi oleh pengunjung dari berbagai negara.

Begitu pula dengan penjualnya. Ramainya bukan main! Kebanyakan mereka menjual dengan cara gelar karpet di jalanan. Jadi bisa dibayangkan, sepanjang jalan kota isinya hanya para penjual dengan barang loak biasa hingga berharga! Dan kota pun tentunya tertutup bagi kendaraan. Sebisa mungkin, dua kali setahun itu kami datang mengunjunginya.

Kami yang terbiasa datang datang sudah hafal dengan trik untuk mendapatkan barang incaran kami. Tapi bagi pengunjung baru, biasanya mereka sering kalap dan takut menawar. Namun yang jadi masalah utama yaitu, kerap termakan oleh bualan si penjual. Barang tak terlalu berharga dibilang langka, antik dan bernilai tinggi, jadilah si pembeli cepat-cepat mengeluarkan uang takut kehilangan si barang. Tak tahunya, barang model itu, bisa ditemukan di tempat lain dengan harga lebih murah, karena memang bukan jenis barang yang hampir punah.

Di Prancis, penggemar barang antik loak semakin tahun malah semakin digandrungi. Boleh dibilang jadi trend kalangan atas saat ini. Contohnya, beberapa teman yang dulu kerap becandai kami kami terlalu senang dengan barang loak, kini satu rumah dengan bangga ia meperlihatkan kepada kami, benda, meubel sampai pernak pernik loak yang mereka dapatkan ditoko antik atau hasil berburu di pasa loak.

Koleksi barang loak atau antik, merupakan kesenangan atau hoby yang layaknya kalau tidak dikerjakan dalam beberapa waktu akan terasa kehilangan. Bagi penggemar barang loak, jangan segan mendatangi Emmaus. Yaitu tempat orang-orang bisa memberikan berbagai macam barang yang sudah dipakai lagi. Apa saja bisa ditampung tentunya setidaknya bukan dalam keadaan buruk.

Nanti di sini akan ditampung, diperbaiki hingga dipoles ulang untuk dijual kembali. Soal harga tentu saja lebih murah. Tapi jangan salah banyak para pemilik toko antik justru yang berburu barang di sini untuk dijual harga dengan kelipatan bisa sampai 100 persen!

Biasanya disetiap kota selalu ada Emmaus, tinggal mencari di internet saja, pasti akan ketemu.

Selamat berburu barang loak!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *