HARIMAU SUMATERA HEWAN BERADAT VI (99B)
“Bismillah…” Aku berbisik dalam hati mulai mengatur posisi untuk duduk persis di tengah pancuran. Bisa kubayangkan air emas ini pun
Baca Selengkapnya“Bismillah…” Aku berbisik dalam hati mulai mengatur posisi untuk duduk persis di tengah pancuran. Bisa kubayangkan air emas ini pun
Baca SelengkapnyaLangit nampak gelap. Bahkan sangat pekat. Hanya satwa malam yang terdengar bernyanyi mengisi hening belantara. Aku baru saja melintas menembus
Baca SelengkapnyaAku terperanjat mendengar ledakan yang maha dasyat itu. Aku belum sempat memperkirakan darimana asal ledakan ketika melihat percikan api menyambar
Baca SelengkapnyaSejak mengetahui tak lama lagi aku akan berangkat ke Pekanbaru melanjutkan pendidikan, banyak sekali pesan dan wasiat yang disampaikan oleh
Baca SelengkapnyaAku mendekap leher Macan Kumbang menembus kabut malam ini. Nenek Kam tidak bersuara seperti biasa. Beliau duduk tenang di punggung
Baca SelengkapnyaSambil melempar biasan, pancing bambu buatan Bapak, aku menatap ke tengah Paok Betelogh. Paok Betelogh salah satu kolam ikan buatan
Baca SelengkapnyaDi tengah kesibukanku dan Macan Kumbang menghimpun makhluk-makhluk astral yang baru bebas, akhirnya sebagian mereka sepakat ingin kembali ke kerajaan
Baca SelengkapnyaSuasana yang sedikit ramai tak mengurangi kekhusukan acara adat ini. Ternyata tradisi ini disakralkan. Menurut Datuk Raden Samangga, dalam sejarah
Baca SelengkapnyaHalimun gunung Kerinci, turun sangat tebal. Namun tak mengurangi semangat kami untuk kembali ke puncak, menemui Datuk Raden Samangga. Aramba,
Baca SelengkapnyaAkhirnya aku dan Temenggung berjalan ke tepi hutan. Sebelumnya aku wujudkan diriku terlebih dahulu agar bisa dilihat oleh para pemburu.
Baca Selengkapnya