HARIMAU SUMATERA HEWAN BERADAT VII (102B)
Usai sudah mendapatkan jamuan dari tiga bidadari, Aku dan Puyang Syech Zakir kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini kami ditemani oleh
Baca SelengkapnyaUsai sudah mendapatkan jamuan dari tiga bidadari, Aku dan Puyang Syech Zakir kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini kami ditemani oleh
Baca SelengkapnyaAku memilih duduk di tengah. Di hadapanku berjajar para sesepuh baik dari bukit Selepah, Marcawang, mau pun Gunung Dempu. Sebagian
Baca SelengkapnyaAku mengangkat tangan tinggi-tinggi lalu mengurung pasukan Dewi Laut Silincing Api dengan kabut dingin. Seketika kabut yang kukumpulkan kutingkatkan dinginnya
Baca SelengkapnyaAku sudah berdiri di antara dua muara, muara kanan dan muara kiri yang dikenal di Seberang Endikat Muara Cawang atau
Baca Selengkapnya“Bismillah…” Aku berbisik dalam hati mulai mengatur posisi untuk duduk persis di tengah pancuran. Bisa kubayangkan air emas ini pun
Baca SelengkapnyaLangit nampak gelap. Bahkan sangat pekat. Hanya satwa malam yang terdengar bernyanyi mengisi hening belantara. Aku baru saja melintas menembus
Baca SelengkapnyaAku terperanjat mendengar ledakan yang maha dasyat itu. Aku belum sempat memperkirakan darimana asal ledakan ketika melihat percikan api menyambar
Baca SelengkapnyaAku mendekap leher Macan Kumbang menembus kabut malam ini. Nenek Kam tidak bersuara seperti biasa. Beliau duduk tenang di punggung
Baca SelengkapnyaSambil melempar biasan, pancing bambu buatan Bapak, aku menatap ke tengah Paok Betelogh. Paok Betelogh salah satu kolam ikan buatan
Baca SelengkapnyaSuasana yang sedikit ramai tak mengurangi kekhusukan acara adat ini. Ternyata tradisi ini disakralkan. Menurut Datuk Raden Samangga, dalam sejarah
Baca Selengkapnya